Seorang teman menyarankan saya untuk mendaftar ke indismart dan berpromosi"> bahwa konten yang ada di sana sangat variatif dan mudah dicerna oleh anak-anak. Sayangnya, konten belajar yang ditawarkan mulai dari SD hingga SMA. Naomi masih TK A, dan belum saya arahkan untuk mendapatkan kurikulum SD. Ragu-ragu, saya kasih lihat kepada Naomi. Tidak ada harapan yang terlalu tinggi, sekedar ingin melihat reaksinya, apakah tertarik atau tidak. Kalau tidak tertarik, saya berniat untuk membaginya kepada anak lain yang memang sesuai menerima konten-konten yang ada.
Ketika saya kasih lihat, reaksinya adalah ingin tahu. Itu wajar, karena sudah jadi behaviornya anak-anak untuk penasaran pada hal-hal yang baru dia lihat dan rasakan. Dan tidak ada keinginan lebih tinggi dari sekedar memenuhi rasa ingin tahunya.
"Apa itu, Bunda?" tanya Naomi begitu diperlihatkan indismart.
"Oh, ini game sambil belajar," jawab Bunda sambil tetap mengutak-atik konten-konten yang ada.
"Aku mau mainnnn," desaknya.
Maka Bunda pun memberikannya kepada Naomi. Komputer pun diambil alih oleh sulungku yang usianya baru 4 tahun.
Pertama kuberikan Matematika untuk kelas satu. Dari membilang angka, penjumlahan, pengurangan, bidang datar dan segi bangun, dia bisa mengikuti pentunjuk dari setiap konten.
Kuamati ternyata visualisasi dan panduannya mudah diterima dan sangat menarik, sehingga Naomi pun tertarik untuk mengikutinya. Pikirku, nggak rugi dong mengeluarkan Rp. 33.000,- untuk belajarnya Naomi selama enam bulan. Tadinya temanku menawarkan untuk mendaftar yang Rp.66.000,- untuk masa belajar satu tahun. Tapi karena hanya ingin mencoba maka kutolak.
Eh sekarang setengah menyesal juga, karena tidak satu tahun saja berlangganannya.
Sekarang pikirku, kalau anak TK seumuran Naomi saja begitu mudah mengikuti dan mempelajari konten-konten dari Indismart, kenapa anak-anak SD sampai SMA tidak? Yakin deh, anak-anak kita makin senang belajar, karena dengan Indismart membuat belajarnya lebih fun dan menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar